Assalamu'alaykum..
hai mancemun ^^ hari ini adalah hari buruh nasional yang untuk pertama kalinya diperingati secara nasional. mungkin pertimbangannya karena tiap hari buruh nasional selalu ada demonstrasi dari parah buruh yang akhirnya menghambat aktivitas sehari-hari terus akhirnya diliburin sekalian gitu kali yak? ngaco abis ehehe.
oke, tapi kali ini aku gak bakal bahas tentang buruh karena emang gak ngerti, kali ini aku pengen membahas tentang dimanakah aku sekarang "berada". bukan maksud sok misterius sih, tapi pengen sok dramatis aja (apa bedanya?) hehe. aku pengen bahas tentang aktivitasku. yup, aktivitasku, something I care about.
dari sekian banyak aktivitas yang aku lakukan (baca: kuliah, pulang, makan, tidur, buang hajat), aku melakukan sebuah aktivitas yang hmm... paling berekstase selama aku melakukan seluruh aktivitasku (yaiyalah, cuma makan, tidur, buang hajat doang -.,-), ezy sedang mencoba untuk masuk ke dalam dunia anak berkebutuhan khusus (selanjutnya akan disebut ABK).
jadi ABK itu adalah anak yang memiliki karakteristik khusus dalam hal ketidakmampuan mental, fisik dan motorik. dalam PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik
berkelainan terdiri atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu;
c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g.
berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan
motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan
zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain.
sudah memiliki gambaran tentang ABK kan? oke, bagus. aku belum lama sih, baru dua kali aja ikut terjun mendampingi mereka, tapi (terserah mau dibilang alay atau gimana) kalian tahu perasaan puas yang gak bisa digambarkan? iya, itu perasaan yang selalu aku rasakan kalo liat tingkah mereka. semacam hilangkan semua beban dan marilah kita bermain sebagai anak-anak lagi dan hentikan kegiatan sebagai orang dewasa :)
iya, mereka memang berbeda. so what?! apa karena mereka berbeda lalu kita harus menjaga jarak dengan mereka? apa karena mereka berbeda kemudian kita menganggap mereka sebagai beban lalu menyisihkannya dari masyarakat? hei.. mereka juga manusia, kawan.. mereka masih memiliki perasaan dengan kekurangan mereka, mereka masih memiliki akal dengan kekurangan mereka. apa lantas karena mereka memiliki kekurangan lalu kita merasa memiliki strata lebih tinggi dari pada mereka lalu menyisihkannya dari pergaulan? bisa jadi kita yang normal yang memiliki kekurangan untuk menjadi manusia yang manusiawi dan dapat memanusiakan manusia lain.
kuncinya sih jangan pernah melihat apa yang mereka tidak bisa, tapi fokus terhadap apa yang mereka mahir untuk mengerjakannya. kita harus mengakui bahwa mereka berbeda dengan kita. mungkin kita bisa mengenali eksistensi kita dan apa yang harus dan perlu kita lakukan, namun mereka terkadang bingung dengan eksistensi mereka, tugas kitalah untuk membantu mereka menemukan eksistensi dirinya dan tugas mereka lah untuk menyadarkan kita bahwa kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, bahwa tugas merekalah untuk kita belajar lebih rendah hati dan peduli. yakinlah bahwa Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. membantu mereka untuk mengenali eksistensi dirinya bisa jadi merupakan cara untuk menyadarkan masyarakat bahwa yang dianggap sebagai beban pun dapat meringankan beban orang lain.
jadi, untuk siapapun yang bertemu, menemukan atau memiliki ABK, tepiskan anggapan bahwa mereka adalah beban, hal semacam itu hanyalah perseptual masyarakat. mereka bukanlah beban, mereka sama seperti kita, hanya saja sedikit berbeda. dan dengan perbedaan tersebut, mereka melengkapi kita :)
wassalamualaykum :)
0
komentar
